Integritas Perlu Diperhitungkan
Beberapa hari yang lalu ketika saya baru masuk kelas untuk ujian, saya diberi tahu oleh teman saya. Katanya saya sehabis ujian disuruh mengikuti rapat di ruang BEM kampusku. Karena waktu menunjukkan ujian akan segera dimulai, saya jawab saja ya.
Setelah ujian selesai, saya berkumpul dengan teman-temanku untuk menghadiri rapat di ruang BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Hari itu merupakan hari terakhir saya ujian akhir semester III, jadinya bisa santai meskipun rapat sampai habis Maghrib.
Sambil berbincang-bincang dengan teman saya sebelum rapat dimulai, saya menanyakan kepada teman saya yang mengajak saya untuk rapat itu. Katanya rapat itu membahas pergantian para pengurus BEM. Memang, BEM mengalami pergantian para pengurus yang baru.
Rapat pun dimulai sekitar pukul lima sore. Ketika saya masuk ruangan BEM, ternyata masih menunggu juga teman-teman yang belum datang. Rapat itu dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing prodi.
Sebelumnya saya belum tahu kalau yang ikut rapat itu ditunjuk sebagai pengurus BEM STKIP PGRI Ngawi. Saya baru pertama kali ikut organisasi BEM.
Ketika rapat, presiden mahasiswa meminta lima perwakilan dari masing-masing prodi untuk menjadi pengurus BEM. Tetapi dari beberapa prodi ada yang memiliki lebih dari lima orang yang mewakili. Hal itu sempat membuat rapat menjadi lama.
Presma pun meminta perwakilan prodi mereka untuk berdiskusi siapa yang harus dieliminasi diantara mereka karena kelebihan orang. Kemudian mereka berdiskusi di luar ruang BEM untuk memutuskan siapa yang mengajukan/diajukan sebagai pengurus BEM yang baru.
Sempat terjadi kesulitan dan perbedaan pendapat ketika memilih orang yang mewakili masing-masing prodi untuk menjadi pengurus BEM. Presma pun menyerahkan keputusan kepada masing-masing prodi. Itu tindakan yang bagus menurut saya, karena apabila yang memilih presma sendiri dimungkinkan terjadinya pilih kasih.
Dan juga menurut saya, untuk memilih calon pengurus BEM sebaiknya dipertimbangkan integritas dari masing-masing perwakilan prodi. Integritas dari masing-masing orang merupakan hal yang penting dan perlu diperhitungkan.
Yang dimaksud integritas di sini adalah seseorang yang memiliki mutu dan potensi untuk menjadi pengurus BEM. Memang tidak mudah untuk mencari orang yang memiliki integritas yang baik. Perlu adanya kerja sama antara pemimpin organisasi BEM dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dari masing-masing prodi.
Ketua HMJ sebaiknya memilih perwakilan yang mumpuni dalam organisasi. Ketua HMJ dituntut untuk selektif dalam memilih seseorang untuk menjadi pengurus BEM. Perwakilan dipilih yang memiliki integritas. Minimal memiliki integritas yang lebih baik dari pada teman-temannya yang lain.
Tetapi yang terjadi sebaliknya. Ketua HMJ ada yang tidak memilih anggotanya untuk mewakili menjadi pengurus BEM. Hal itu sempat disayangkan juga. Seperti saya, tiba-tiba saja saya diberi tahu oleh teman saya untuk ikut BEM. Padahal saya sedikit pengalaman dalam berorganisasi. Tetapi teman-teman saya menganggap saya pantas untuk menjadi pengurus BEM. Bukan saya yang mengajukan diri saya sendiri.
Apabila organisasi dipegang oleh orang-orang yang "handal" maka organisasi itu pasti akan maju dan berkembang. Dan juga menguntungkan bagi nama baik kampus STKIP PGRI Ngawi.
Semoga dengan ditunjuknya saya pada khususnya sebagai pengurus BEM, saya bisa memperbaiki diri saya sendiri menjadi lebih baik. Karena saya bukanlah orang yang pintar, saya mesti banyak-banyak belajar. Dan juga pengurus lain yang baru bisa memegang organisasi menuju ke arah kemajuan.
Selamat berjuang!
Setelah ujian selesai, saya berkumpul dengan teman-temanku untuk menghadiri rapat di ruang BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Hari itu merupakan hari terakhir saya ujian akhir semester III, jadinya bisa santai meskipun rapat sampai habis Maghrib.
Sambil berbincang-bincang dengan teman saya sebelum rapat dimulai, saya menanyakan kepada teman saya yang mengajak saya untuk rapat itu. Katanya rapat itu membahas pergantian para pengurus BEM. Memang, BEM mengalami pergantian para pengurus yang baru.
Rapat pun dimulai sekitar pukul lima sore. Ketika saya masuk ruangan BEM, ternyata masih menunggu juga teman-teman yang belum datang. Rapat itu dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing prodi.
Sebelumnya saya belum tahu kalau yang ikut rapat itu ditunjuk sebagai pengurus BEM STKIP PGRI Ngawi. Saya baru pertama kali ikut organisasi BEM.
Ketika rapat, presiden mahasiswa meminta lima perwakilan dari masing-masing prodi untuk menjadi pengurus BEM. Tetapi dari beberapa prodi ada yang memiliki lebih dari lima orang yang mewakili. Hal itu sempat membuat rapat menjadi lama.
Presma pun meminta perwakilan prodi mereka untuk berdiskusi siapa yang harus dieliminasi diantara mereka karena kelebihan orang. Kemudian mereka berdiskusi di luar ruang BEM untuk memutuskan siapa yang mengajukan/diajukan sebagai pengurus BEM yang baru.
Sempat terjadi kesulitan dan perbedaan pendapat ketika memilih orang yang mewakili masing-masing prodi untuk menjadi pengurus BEM. Presma pun menyerahkan keputusan kepada masing-masing prodi. Itu tindakan yang bagus menurut saya, karena apabila yang memilih presma sendiri dimungkinkan terjadinya pilih kasih.
Dan juga menurut saya, untuk memilih calon pengurus BEM sebaiknya dipertimbangkan integritas dari masing-masing perwakilan prodi. Integritas dari masing-masing orang merupakan hal yang penting dan perlu diperhitungkan.
Yang dimaksud integritas di sini adalah seseorang yang memiliki mutu dan potensi untuk menjadi pengurus BEM. Memang tidak mudah untuk mencari orang yang memiliki integritas yang baik. Perlu adanya kerja sama antara pemimpin organisasi BEM dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dari masing-masing prodi.
Ketua HMJ sebaiknya memilih perwakilan yang mumpuni dalam organisasi. Ketua HMJ dituntut untuk selektif dalam memilih seseorang untuk menjadi pengurus BEM. Perwakilan dipilih yang memiliki integritas. Minimal memiliki integritas yang lebih baik dari pada teman-temannya yang lain.
Tetapi yang terjadi sebaliknya. Ketua HMJ ada yang tidak memilih anggotanya untuk mewakili menjadi pengurus BEM. Hal itu sempat disayangkan juga. Seperti saya, tiba-tiba saja saya diberi tahu oleh teman saya untuk ikut BEM. Padahal saya sedikit pengalaman dalam berorganisasi. Tetapi teman-teman saya menganggap saya pantas untuk menjadi pengurus BEM. Bukan saya yang mengajukan diri saya sendiri.
Apabila organisasi dipegang oleh orang-orang yang "handal" maka organisasi itu pasti akan maju dan berkembang. Dan juga menguntungkan bagi nama baik kampus STKIP PGRI Ngawi.
Semoga dengan ditunjuknya saya pada khususnya sebagai pengurus BEM, saya bisa memperbaiki diri saya sendiri menjadi lebih baik. Karena saya bukanlah orang yang pintar, saya mesti banyak-banyak belajar. Dan juga pengurus lain yang baru bisa memegang organisasi menuju ke arah kemajuan.
Selamat berjuang!
Komentar
Posting Komentar