Melihat Tradisi Grebeg Sekaten di Solo

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 24 Januari 2013, saya, ayah saya, adik saya, serta tetangga-tetangga saya melihat perayaan tradisi Grebeg Sekaten di Surakarta atau Solo, Provinsi Jawa Tengah. Tepat tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Hijriyah, merupakan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Grebeg Sekaten memang diadakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah yang terakhir.

Ingin tahu cerita saya waktu mengunjungi kota Solo? Sabar-sabar, ini saya mau cerita,hehehe... Kami berangkat dari Ngawi sehabis Shubuh atau sekitar jam lima pagi. Dengan mengendarai mini bus, kami sampai di Solo pada pukul tujuh pagi. Setibanya di Solo, kami berhenti di pasar Klewer. Itu tuh, pasar yang terkenal di Solo. Beraneka pakaian terutama batik, banyak dijual di sana. Sayangnya, saya tidak membeli batik di sana, hihihi...

Pasar Klewer, Solo

Sekitar jam delapan pagi, kami berada di Masjid Agung Solo. Di depan Masjid Agung Solo terdapat tempat untuk menyimpan gemelan. Gamelan yaitu alat musik tradisional Jawa. Ramai sekali ketika berada di depan Masjid Agung Solo.

Sekitar jam sembilan pagi, gamelan-gamelan di depan Masjid Agung Solo diarak menuju keraton Kesultanan Solo. Gamelan-gamelan itu ketika dikeluarkan masih dalam keadaan dibungkus/ditutup kain putih. Para petugas mengatur jalan sewaktu gemelan-gamelan itu dikeluarkan. Mengingat jalannya penuh sesak dengan orang-orang yang ingin melihat perayaan Grebeg Sekaten.

Mengeluarkan gamelan dari depan Masjid Agung Solo

Setelah itu, saya, ayah saya, dan adik saya jalan-jalan melihat alun-alun kota Solo. Kami bertiga menikmati pemandangan alun-alun kota Solo. Di sana kondisinya juga ramai sekali. Banyak pengunjung yang membeli atau sekedar melihat-lihat barang-barang yang diperjual-belikan. Seperti pasar ramainya.

Kami melanjutkan masuk ke dalam Keraton Kesultanan Solo. Dengan uang Rp1.000,00, kami dapat melihat-lihat dan jalan-jalan di Keraton. Di sana juga ramai pengunjung. Para penjual juga terdapat di sana. Waktu di Keraton Solo, ayah saya membelikan jam tangan buat adik saya. Saya tidak membeli jam tangan karena saya sudah punya jam tangan sendiri, hihihi...

Nah, yang ditunggu-tunggu yaitu perayaan puncak Grebeg Sekaten di Solo. Sekitar jam 11 siang, para prajurit Kesultanan Surakarta bersiap untuk mengeluarkan gamelan dan membunyikannya. Memang waktu gamelan dikeluarkan dari depan Masjid Agung Solo, tidak dibunyikan. Nah, ketika dari Keraton, gamelan itu baru dibunyikan.

Prajurit Keraton Surakarta
 
Yang juga menarik adalah dikeluarkannya beberapa tumpeng dari dalam Keraton Kesultanan Surakarta. Tumpeng itu diarak oleh prajurit-prajurit Keraton dan kemudian dibawa menuju Masjid Agung Solo. Pada akhirnya tumpeng-tumpeng itu dibuat rebutan oleh para pengunjung. Kami bertiga melihat dikeluarkannya tumpeng-tumpeng itu di depan Keraton Surakarta. Tak lupa saya memotret dengan kamera saya. Tapi sayang, kami bertiga tidak melihat perebutan tumpeng-tumpeng itu. Tidak apa-apalah, yang penting bisa melihat perayaan tradisi Grebeg Sekaten di Solo.

Tumpeng Grebeg Sekaten

Kami tak lupa membeli oleh-oleh dari Solo buat orang-orang terdekat kami. Kami pulang ke Ngawi sekitar pukul tiga sore dan sampai di rumah sekitar pukul lima sore.

Ini adalah kali pertama saya melihat secara langsung perayaan Grebeg Sekaten di Solo. Biasanya saya melihat perayaan Grebeg Sekaten dari layar tivi. Menyenangkan sekali melihat perayaan tradisi Grebeg Sekaten. Kota Solo memang indah dengan adat dan budayanya. Semoga bisa kembali mengunjungi dan menyaksikan lagi tradisi Grebeg Sekaten di Solo. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI FILM - NAGABONAR JADI 2

Pohon Gmelina dan Sengon